nama

nama

Jumat, 21 November 2014

Peredaran Narkoba di Lingkungan Kampus



Peredaran Narkoba di lingkungan Kampus


Assalamu Alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.

            Maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh banyak remaja-remaja kita. Tidak pandang siapa orang nya, bisa pelajar atau mahasiswa, artis, pendidik, pejabat bahkan sampai oknum-oknum penegak hukum pun terjerumus menggunakan narkoba. Pada tahun ini saja ada oknum anggota polisi yang ditangkap di kuching Malaysia karena kedapatan membawa 6 kilogram narkoba, di tahun yang sama ada beberapa artis yang di tangkap karena positif menggunakan narkoba, belum lama juga ada satu universitas di jakarta yang di ruang senat mahasiswanya terdapat 5 kilogram ganja dan 1 paketan ganja siap edar. Yang lebih menggemparkan lagi  seorang wakil rektor yang bergelar profesor di salah satu universitas di makassar tertangkap sedang melakukan pesta sabu di sebuah hotel bersama beberapa orang lainya yang terdapat satu orang adalah seorang mahasiswinya. Ini merupakan pukulan telak bagi dunia pendidikan di indonesia, bukan hanya di dunia pendidikan saja tapi sudah menyasar ke banyak aspek-aspek kehidupan kita. 

Sebenarnya apa itu narkoba?.. Dan mengapa contoh orang di atas bisa terjerumus lingkaran setan tersebut?.. Mengapa barang haram ini bisa memasuki lingkungan universitas dan kampus-kampus berikut dengan orang-orang didalamnya?..  dan  bagaimana cara mencegah keberadaan peredaran dan penggunaan narkoba di kampus-kampus??...

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Dengan pengertian nya sebagai berikut Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.                                                                                    Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
1. Narkotika - untuk menurunkan kesadaran atau rasa.
2. Psikotropika - mempengaruhi psikis dari pengaruh selektif susunan syaraf pusat otak
3. Obat atau zat berbahaya

Dari segi efek dan dampak yang ditimbulkan pada para pemakai narkoba dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan / jenis :
1. Upper
Upper adalah jenis narkoba yang membuat si pemakai menjadi aktif seperti sabu-sabu, ekstasi dan amfetamin.
2. Downer
Downer adalah golongan narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang menenangkan / sedatif seperti obat tidur (hipnotik) dan obat anti rasa cemas.
3. Halusinogen
Halusinogen adalah napza yang beracun karena lebih menonjol sifat racunnya dibandingkan dengan kegunaan medis.
                 
           Narkoba dapat masuk ke lingkungan kampus di karenakan kampus dan mahasiswa merupakan sasaran empuk peredaran narkoba, kampus adalah tempat berkumpulya banyak remaja dan beragam orang yang mencari ilmu, tentu kita tidak tahu yang mana remaja yang baik atau tidak, atau remaja yang sudah pernah mencoba narkoba atau yang belum menjamah nya sama sekali. Mahasiswa atau pemuda adalah sosok yang paling banyak ingin tahu atau mencoba sesuatu, maka kita tidak heran jika tidak sedikit mahasiswa yang terjerumus menggunakan narkoba, mula-mula mereka ditawarkan sedikit oleh teman mereka yang sudah lebih dulu menggunakan barang haram tersebut, lama-lama mereka semakin kecanduan dan akhiran membeli dan menggunakannya terus, bahkan jika sehari mereka tidak menggunakan narkoba akan serasa seperti orang yang mau mati karena tidak memakainya untuk sehari saja. Tapi peredaran bukan hanya dari dalam kampus saja ada juga dari luar kampus yang menjualnya lalu mereka bawa ke lingkungan kampus dan akhirnya merusak pendidikan mereka yang awal tujuan nya untuk menuntut ilmu.

Lalu bagaimana kita sebagai mahasiswa yang tidak ingin terjerumus ke dalam jurang tersebut. Untuk menciptakan lingkungan kampus yang bebas narkoba, seluruh warga kampus harus bahu membahu dan secara terus menerus membentengi lingkungannya dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba berdasarkan kewenangannya masing-masing. Mulai dari Tingkat Rektorat, Dekan/dosen, Mahasiswa, Penjaga/Keamanan kampus dan organisasi-organisasi. Dan selalu mengadakan seminar gerakan anti narkoba serta canangkan kampanye anti narkoba di lingkungan kampus. Jika semua turut serta memberantas hal tersebut, bukan tidak mungkin semua kasus narkoba di atas akan hilang dari dunia pendidikan indonesia dan aspek-aspek kehidupan lainnya.

Sumber:

Jumat, 17 Oktober 2014

Galau PTN atau PTS ???

Assalamu Alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh...
            


            Pada postingan blog saya kali ini saya akan membahas sesuatu yang tidak luput dari kehidupan manusia yaitu konflik/masalah, sebenarnya apa arti dari konflik/masalah??,,     dan bagaimana cara mengatasi konflik itu??, serta saya akan menceritakan sebuah konflik atau masalah yang pernah terjadi pada diri saya sendiri.

            Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam diri seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, Konflik dapat disebabkan oleh apapun dan cara untuk menyelesaikannya hanya kita sendiri yang tahu, Semua orang pasti berharap agar terhindar dari konflik atau masalah dalam hidupnya, tapi keinginan tersebut mustahil dan bahkan tidak mungkin terjadi bagi setiap individu di dunia ini, mungkin hanya bayi dan anak berumur kurang dari 4 tahun saja yang tidak akan merasakan konflik atau masalah dalam hidupnya. Tapi konflik itu memang sudah menjadi bagian dari setiap individu, jika tidak ada konflik kita tidak akan mungkin menjadi pribadi yang baik, berkembang dan dewasa, konflik membuat kita baik karena kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dalam hidup kita, konflik juga membuat kita berkembang karena kita akan belajar dari konflik yang pernah kita alami tersebut, serta konflik membuat kita dewasa karena dari konflik kita tersebut, kita dituntut untuk mengatasi dan menyelasaikannya dengan arif dan bijaksana.

            Konflik yang pernah terjadi kepada saya adalah ketika saya ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Universitas, saya sadar pendidikan di universitas itu sangat penting, untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik saja minimal bergelar sarjana, lulusan SMA banyak juga yang mendapat pekerjaan yang baik tetapi jika ingin menggapai posisi tinggi di pekerjaan kita tersebut minimal harus bergelar sarjana. Maka dari itu saya harus mendapat gelar sarjana tersebut.

Semua orang yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, pasti sangat mendambakan masuk Perguruan Tinggi Negeri(PTN). Begitu pun saya, saya ingin masuk ke beberapa PTN yang sangat saya minati, tetapi untuk mendapatkan PTN itu harus bersaing dengan ribuan bahkan ratusan ribu orang yang sama-sama mau masuk PTN, saya mengikuti dua jalur seleksi yaitu SNMPTN dan SBMPTN serta saya mengikuti tes  Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN). Seleksi SNMPTN adalah seleksi menggunakan nilai raport dan hanya murid SMA yang lulus pada tahun itu saja yang bisa ikut seleksi tersebut, lain lagi dengan SBMPTN dimana seleksi yang dilaksanakan dengan tes tertulis bersama. Dan STAN adalah sekolah tinggi yang jika kita lulus, kita akan langsung menjadi PNS dan langsung bekerja di Kementrian Keuangan dan 
instansi lain dibawah naungan Kementrian Keuangan.

Pada seleksi SNMPTN saya dinyatakan tidak lolos, padahal saya sangat  yakin sekali lolos, pada saat itu saya berfikir kenapa saya bisa tidak lolos padahal nilai raport saya sangat memuaskan dan saya selalu masuk rangking 3 besar saat di SMA dulu, dan teman-teman saya yang tidak terlalu menonjol di SMA mereka bisa lolos dari seleksi tersebut. Pada tahap seleksi berikut nya SBMPTN saya juga sangat yakin akan lolos tetapi di hari pengumuman saya juga dinyatakan tidak lolos, sama hal nya dengan STAN saya juga dinyatakan tidak lolos untuk melanjutkan di Sekolah Tinggi tersebut.

Dari ketiga jalur seleksi tersebut saya merenung, sedih dan berfikir kembali mengapa dari ketiganya tidak satu pun saya lolos seleksi tersebut, dari kegagalan tersebut mungkin ALLAH merencanakan sesuatu yang lebih baik selain berkuliah di PTN, karena jika kita berfikir sesuatu yang baik bagi kita maka belum tentu itu baik bagi ALLAH, sebaliknya jika kita berfikir itu buruk bagi kita belum tentu itu buruk bagi ALLAH. Setelah kegagalan saya tersebut saya terus berdo’a dan meminta petunjuk kepada ALLAH serta saya meminta masukkan kepada orang tua saya, kakak perempuan saya dan saudara-saudara saya. Orang tua saya pun menasehati saya “kuliah itu dimana saja, tidak harus negeri yang penting kita nya yang harus baik menjalankannya dan bahasa inggris sangat penting untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik” dan Kakak saya juga bilang “dek dalam dunia kerja itu PTN atau PTS tidak berpengaruh yang penting potensi dan kecakapan kita dalam bekerja”.
Dari nasehat-nasehat itu lah saya akhirnya melaksanakan plan B saya yaitu memutuskan untuk berkuliah di universitas swasta ternama di indonesia yaitu Universitas Gunadarma yang dimana kakak perempuan saya juga dulunya kuliah di universitas ini, saya yakin saya akan mendapatkan sukses saya dan rezeki saya di Universitas Gunadarma ini, serta saya harus fasih berbahasa inggris sebelum wisuda S1 saya. Saya mengambil jurusan Teknik Informatika karena ilmu ini tidak akan berhenti pada satu titik melainkan akan terus berkembang seiring berkembang nya dunia ini.

            Jadi konflik atau masalah tidak akan pernah hilang dari kehidupan kita, kita tidak bisa menghindarinya dan untuk mengatasinya kembali lagi kepada individu masing-masing, pada kondisi di atas saya mengatasinya dengan cara selalu berfikir positif, Kembalilah kepada ALLAH dan selalu berdo’a karena hanya itu semua yang membuat saya tenang serta carilah nasehat-nasehat dari orang-orang yang sudah pernah mengalami masalah tersebut. Percayalah dibalik masalah ada banyak sekali manfaat atau hikmah yang bisa kita ambil, dan dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahannya.